Trending

Header Ads

Rabu Kering, Solusi Kelola Sampah dari Indonesian Babywearers

Rabu Kering/Dry Wednesday


Jika membahas soal Rabu Kering, tentu banyak yang akan bertanya-tanya apakah gerangan hal tersebut.

Rabu Kering/Dry Wednesday memang suatu program baru yang sedang coba dilakukan secara kontinu oleh komunitas Indonesian Babywearers.

Jadi, tidak mengherankan jika banyak orang yang masih bertanya-tanya perihal progam Rabu Kering ini, ketika beberapa anggota dari komunitas lokal yang berada di bawah naungan Indonesian Babywearers (IBW) membahasnya.

Latar belakang munculnya program Rabu Kering

Menurut hasil studi KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) pada tahun 2008, sebagian besar pola pengelolaan sampah di Indonesia hanya diangkut dan ditimbun di TPA (sebanyak 69%). Sisa dari itu, sampahnya dikubur (10%), dijadikan kompos atau didaur ulang (7%), dibakar (5%), dibuang ke sungai (3%), dan sisanya tidak terkelola (7%).

Timbunan sampah di TPA
Sumber gambar: KoranNTB.com

Kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Tentu menyadarkan kita, dengan pola pengelolaan sampah seperti itu, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat akan lebih banyak dibanding jumlah sampah yang dapat dikelola.

Menurut KLKH, Indonesia memproduksi sampah hingga 175.000 ton per hari. Berarti, dalam akulasi tahunannya, produksi sampah nasional mencapai 64 juta ton!

Berawal dari fakta-fakta di atas lah, founder IBW, Yohana Habsari mulai berbagi pemikirannya dengan tim mengenai permasalahan sampah ini.

Ia percaya, sekecil apapun kontribusinya, tetap akan sangat berarti dan dapat membawa perubahan ke depannya. Sebab, hal kecil jika dilakukan bersama dalam jangka waktu yang tidak sebentar, tentu akan menghasilkan sesuatu luar biasa yang tidak terduga.

Langkah yang diambil

Hanya merasa miris terhadap masalah sampah, tentu tidak akan menyelesaikan apa pun. Oleh karenanya, Indonesian Babywearers, komunitas yang banyak diketahui 'hanya' sebagai komunitas gendong saja. Perlahan memulai aksinya.

Ya, bagi anggota yang telah bergabung, tentu paham betul jika IBW tidak hanya terfokus pada ilmu menggendong. Namun, lebih luas dibanding itu. Fokus IBW adalah memiliki keluarga yang kompak dalam segala hal. Termasuk perihal isu lingkungan.

Kemudian, langkah-langkah yang diambil supaya semua anggota yang berada dalam naungan IBW sadar dan peduli adalah sebagai berikut:

1. Mendiskusikan soal sampah 

Gambar oleh Rosy/Bad Homburg/Germany dari Pixabay

Langkah paling utama yang diambil adalah mengajak setiap komunitas lokal (komlok) yang ada di bawah naungan IBW, berdiskusi perihal isu sampah yang terjadi di sekitar mereka.

Tujuannya adalah, mengetahui pendapat semua anggota mengenai berbagai isu sampah yang mereka ketahui. Mulai dari menumpuknya sampah, pembangkit listrik tenaga sampah, bank sampah, dll.

2. Mengamati sampah

Setelah mendiskusikan mengenai sampah, saatnya untuk mengamati sampah di sekitar mereka. IBW menghimbau seluruh anggota untuk mengambil gambar di sekitar lingkungan anggota tinggal.

Tujuannya tentu supaya kita aware bagaimana, sih, pengelolaan sampah di lingkungan kita? Sebenarnya, kita ini tinggal di lingkungan yang bersih atau tidak?

3. Melaksanakan proyek tetangga

Gambar oleh Indonesian Babywearers

Seperti yang dapat kita semua lihat pada gambar di atas, Proyek Tetangga merupakan aksi nyata yang dilakukan oleh komunitas IBW sebagai bentuk kepedulian kita terhadap isi lingkungan.

Mengapa dinamakan Proyek Tetangga? Menurut penjelasan dalam salah satu unggahan di akun Instagram Ibw, nama tersebut tercetus karena sesungguhnya seluruh keluarga IBW bertetangga dalam kebaikan, bahkan lebih erat bagaikan saudara.

Mungkin itu juga alasan tercetusnya tagar #KeluargaIBWKompak sebab, bukan hanya soal dunia pergendongan, IBW ingin seluruh anggotanya kompak terhadap berbagai persoalan yang ada sangkut pautnya dengan keluarga.

Lantas, mengapa IBW juga peduli dengan sampah? Karena, anak dan cucu kita akan tinggal di lingkungan dan iklim yang buruk jika kita tidak mempedulikan isu lingkungan sedari sekarang.

Nah, Proyek Tetangga yang saat ini sedang coba diterapkan adalah program Rabu Kering/Dry Wednesday.

Berbicara Soal Rabu Kering/Dry Wednesday

Berbicara mengenai Rabu Kering/Dry Wednesday, tentu masih banyak orang yang merasa asing. Karenanya, pada tulisan ini, saya mencoba memperkenalkan program yang digagas oleh IBW ini dengan sederhana kepada kita semua.

Pengertian dan cara melaksanakan 

Rabu Kering/Dry Wednesday adalah program di mana kita dengan sadar membuang/mengeluarkan hanya sampah kering saja di hari Rabu.

Lalu, bagaimana dengan sampah lainnya? Selain sampah kering, ditunda dulu pembuangannya di hari berikut. Atau, jika memungkinkan, kita bisa mengolah sampah basah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Bagaimana agar dengan mudah turut serta dalam program ini?

1. Memilah sampah menggunakan wadah transparan

Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah mulai memilah sampah yang ada di rumah. Ini bertujuan untuk memudahkan ketika hendak membuang sampah keringnya saja. Jadi, tidak ada istilah semua sampahnya basah karena kita tidak memilahnya.

Akan lebih mudah lagi, jika kita menggunakan wadah transparan untuk memisahkan tiap jenis sampah. Sehingga, masing-masing sampah akan terlihat.

Wadah transparan untuk Rabu Kering
Gambar Oleh Cottonbro Studia dari Pexels

Bagaimana jika kita tidak memiliki kotak transparan begitu? Tenang, pemilahan sampah ini juga bisa menggunakan kresek bening. Tujuannya adalah supaya sampahnya mudah terlihat.

Jika sudah memisahkan sampah-sampah menggunakan wadah transparan, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah membuang HANYA sampah kering di hari Rabu.

Sehingga, di hari tersebut, kita membantu supaya sampah kita lebih layak sortir untuk daur ulang.
Wadah transparan untuk Rabu Kering

2. Konsisten melakukannya

Jika sudah memisahkan sampah menggunakan wadah transparan dan sudah membuang hanya sampah kering saja di hari Rabu, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah konsisten.

Mempertahankan apa yang telah dimulai, biasanya akan lebih sulit dibanding saat memulainya. 

Maka, kita harus benar-benar berniat melakukan program Rabu Kering secara kontinu. Pikirkan kemungkinan-kemungkinan baik yang bisa saja terjadi jika kita terus melakukannya.

Seperti, memberi sedikit kebahagiaan kepada petugas pengumpul sampah karena di hari Rabu mereka tidak perlu berurusan dengan sampah-sampah kotor. Sortir sampah untuk didaur ulang jadi lebih mudah, dan lain sebagainya.

3. Mengajak keluarga/teman/tetangga untuk melakukannya juga

Jika diri sendiri sudah bisa konsisten, maka saatnya mulai aktif mengajak orang-orang untuk turut serta.

Semakin banyak orang yang peduli terhadap isi lingkungan yang sedang coba kita hadapi, akan semakin baik pula program ini berjalan.

4. Sering berbagi di sosial media perihal program ini

Mengapa berbagi di sosial media perihal program ini penting di lakukan? Pasalnya, berbagi melalui sosial media lebih mudah dilakukan dibanding harus melakukan pertemuan untuk memberitahu tentang Dry Wednesday kepada banyak orang.

Selain itu, jangkauan sosial media juga jauh lebih luas. Jika beruntung, bahkan kita dapat menjangkau orang dari luar negara sendiri. 

Semakin banyak orang yang mengetahui lalu turut serta dalam program ini, maka akan semakin besar pula peluang tujuan kita dapat tercapai.

Tujuan

Tujuan Dry Wednesday
Gambar oleh Indonesian Babywearers

Seperti gambar di atas, tujuan/target dampak dari program ini adalah masyarakat dapat mengurangi produksi sampah mereka, mengkategorikan sampah-sampah dari jenisnya.

Dengan terus melaksanakan program Rabu Kering, masyarakat tanpa sadar menyediakan sampah siap olah. 

Ya, program ini memang diharapkan bisa berkesinambungan antara masyarakat, swasta, dan pemerintah. Sehingga, di kemudian hari yang entah kapan, kita bisa saling bekerja sama menciptakan lingkungan yang jauh lebih bersih.

Masyarakat yang memilah, swasta yang membantu mengolah, pemerintah nantinya diharapkan bisa juga membantu menganggarkan dana untuk mendukung program ini dan pada akhirnya bisa mengubah sampah residu menjadi energi (waste to electrioroty)

Pada akhirnya, dibutuhkan semua pihak bekerja bersama-sama untuk memperoleh hasil maksimal.

Namun, untuk saat ini, peran kita sebagai masyarakat yang setiap hari memproduksi sampah rumah tangga saat diperlukan untuk berani memulai, konsisten menjalankan, dan berani mengajak.

Jadi, sudah siap menjadi salah satu penggerak program Rabu Kering/Dry Wednesday?

---

Post a Comment

0 Comments