Trending

Header Ads

Obesitas, Salah Satu Gejala Impoten yang Wajib Diwaspadai



Gejala impoten memanglah sangat beragam, begitu pula penyebabnya. Seperti yang pernah saya bahas di artikel sebelumnya.

Salah satu penyebab impoten yang jarang diwaspadai oleh masyarakat adalah obesitas.

Obesitas sendiri merupakan kondisi tubuh yang berat badannya sudah melebihi batas normal akibat ada penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh.

Apa penyebab obesitas?

Seringkali, obesitas disebabkan oleh penumpukan lemak berlebih akibat kalori yang dibakar dalam tubuh lebih sedikit dibanding yang diasup.

Akan tetapi, obesitas juga dapat dipicu oleh:

  • Faktor genetik, ada riwayat keluarga yang mengalami obesitas.
  • Sedentary life, jarang melakukan aktivitas fisik dan tidak pernah berolahraga.
  • Mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti anti-depresan, steroid, dan obat diabetes.
  • Terlalu sering mengkonsumsi makanan tinggi gula dan lemak.
  • Hormon kortisol meningkat akibat stres, sehingga metabolisme tubuh jadi terganggu.
  • Tidak seimbangnya hormon Ghrelin dan Leptin akibat kerap begadang. Sehingga hormon pengatur rasa lapar tidak dapat bekerja dengan baik. Tubuh jadi sering mengirimkan sinyal lapar, dan konsumsi makanan jadi tidak terkendali.
  • Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.

Gejala Obesitas

Semua tentu tahu jika gejala utama obesitas adalah kenaikan berat badan. Namun, dokter tidak akan langsung menilai seseorang yang berat badannya naik drastis sebagai penderita obesitas.

Penentuan obesitas biasanya menggunakan indikator: selama ini yang paling sering digunakan adalah IMT (indeks masa tubuh).

IMT biasanya didapatkan dari membagi berat badan dengan tinggi badan.

Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dapat dikatakan menderita obesitas apabila memiliki IMT lebih dari 25 kg/m. Sedangkan, Kementerian Kesehatan Indonesia menjelaskan bahwa seseorang yang menderita obesitas memiliki IMT lebih dari 25,1 kg/m.

Bahaya obesitas bagi kesehatan

Sesuatu yang berlebih memang selalu tidak baik, begitu pula dengan berat badan berlebih.

Obesitas dapat meningkatkan berbagai resiko kesehatan sebagai berikut:

  • Meningkatkan terjadinya sumbatan napas ketika sedang tidur.
  • 2 kali lipat meningkatkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung, hipertensi, dan diabetes melitus.
  • Mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan seksual.
  • Meningkatkan risiko terjadinya kanker.
  • Dll.

Kaitan obesitas dengan kesehatan seksual

Obesitas adalah masalah kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat Indonesia. Data Riskesdas tahun 2016 menunjukkan bahwa angka obesitas orang dewasa di Indonesia sebesar 20,7%. Angka prevalensi tersebut terlihat meningkat dari tahun 2013 yang hanya sebesar 15,4%.

Salah satu akibat dari obesitas adalah gangguan terhadap kesehatan seksual. Beberapa contohnya adalah seperti di bawah ini:

1. Memicu terjadinya disfungsi ereksi

Seperti yang telah disebut di atas, obesitas dapat meningkatkan risiko hipertensi diabetes melitus, dll. Penyakit tersebut dapat menurunkan kadar testosteron dalam tubuh. Sehingga dapat memicu terjadi disfungsi ereksi.

Selain itu, obesitas juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh sehingga bisa menghambat aliran darah ke penis.

Hal itu tentu juga dapat menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi atau impoten tentu akan membuat kehidupan seksual tidak lagi baik.

2. Menurunkan tingkat kesuburan

Kelebihan berat badan dapat menyebabkan terganggunya pematangan sel telur, hingga penurunan hormon kesuburan dan hormon progesteron pada wanita.

Sementara pada pria, obesitas dapat memicu suhu skrotum meningkat, padahal suhu ideal dari skrotum diperlukan untuk pembentukan sel sperma yang optimal dalam testis.

 Mencegah obesitas

Tentunya kita semua tidak mau mengalami banyak kemungkinan-kemungkinan yang tidak menyenangkan seperti tersebut di atas.

Oleh karena itu, kita perlu melakukan pencegahan supaya tubuh kita tidak sampai menimbun banyak lemak sehingga menyebabkan obesitas.

1. Mengatur pola makan

Hal pertama yang harus dilakukan tentu saja mengatur pola makan. Memilih makanan yang lebih bernutrisi dibanding dengan makanan siap saji. Mengurangi konsumsi gula dan makanan berlemak juga perlu dilakukan.

Selain itu, memberikan batasan pada porsi makanan yang hendak disatap juga akan sangat membantu.

2. Rutin berolahraga

Melakukan olahraga secara rutin, dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Tidak hanya itu, berolahraga juga akan membantu membakar kalori, sehingga jika itu dilakukan terus menerus, tidak akan ada lagi kalori yang menumpuk.

3. Mengurangi kebiasaan begadang

Supaya dapat mengatur pola makan dengan baik, kita perlu menjaga hormon pengatur rasa lapar supaya bisa seimbang. Sehingga kita tidak terus menerus merasa lapar.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, begadang dapat menyebabkan hormon pengatur rasa lapar tidak seimbang. Oleh karenanya, kita harus belajar untuk tidak keseringan begadang.

Mengatasi disfungsi ereksi

Jika sudah telanjur mengalami disfungsi ereksi, tentu kita harus berupaya supaya dapat mengatasinya dengan berbagai cara.

Salah satu cara yang dapat dicoba adalah dengan mengkonsumsi obat yang tepat.


Ericfil adalah obat yang digunakan untuk perawatan disfungsi ereksi (ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi) dan hipertensi pulmonal. Ericfil mengandung zat aktif Sildenafil Citrate yang memiliki mekanisme kerja dengan merelaksasi pembuluh darah di penis. Ericfil juga digunakan untuk menurunkan tekanan darah.


Jika Anda memilih terapi obat sebagai jalan mengatasi gejala impoten yang dimiliki. Membaca artikel ini mungkin dapat membantu menambah wawasan Anda mengenai ericfil.

 

Post a Comment

0 Comments